Jumat, 28 Maret 2014

I do miss you...

"halo..."
"haloo,sedang apa?"
"seperti biasa.di kantor. hectic. sebentar lagi rapat."
"boleh ngomong sesuatu?"
"apa?"
"aku rindu kmu. aku butuh kmu malam ini. aku ingin menceritakan semuanya."
"....."

Tiba-tiba lamunanku buyar. Terdengar nada sambung, lalu suara lelaki di seberang sana....

"halo. halo? dengan siapa ini?"
"...."

Kuletakkan kembali gagang teleponku. Tiba-tiba airmataku jatuh....




-diya-

Kamis, 27 Maret 2014

Raksasa Berdebu

Entah, mengapa saya selalu mengingat peristiwa ini, bukan peristiwa tepatnya, tapi sebuah pertanyaan dalam benak saya.Kala itu saya masih mengenakan baju merah putih, menuju tempat yang saya sebut sekolah. Seperti biasa, disana sudah cukup ramai teman-teman dengan menggunakan baju yang sama. Semacam keharusan yang semestinya kita taati,tanpa tau maksud dan gunanya. Tepat di belakang sekolah saya, mungkin jaraknya sekitar satu blok, berdiri sebuah tembok yang tentu saja bagi anak seusia saya kala itu cukup tinggi. Kotor, berdebu, dan terlihat kokoh berdiri. Pertanyaan saya, apa yang ada di balik tembok itu? Bahkan tak jarang saya mendengar dentuman keras bagai besi yang menghantam sesamanya, atau derit besi yang seolah-olah ditarik kuat dan menggeser tanah, deru mesin yang tak pernah berhenti berputar yang kadang memekakkan telinga. Benarkah raksasa bertubuh besi itu tinggal disana? Lalu apa yang dilakukannya disana? Benarkah ia berkelahi dengan sesamanya demi memperebutkan kami untuk kemudian menjadi santapan makan siangnya?

Tapi kini, raksasa itu benar-benar telah menguasai kota kami,membunuh kesejukkan dalam kota ini. Besi tua yang dulu kokoh telah teronggok begitu saja. Tak jarang ia batuk dan mengeluarkan debu serta asap.Ketika matahari masih malu-malu menampakkan dirinya dan kadang bersembunyi di balik gumpalan putih selembut kapas, ketika jalan-jalan sudah dipenuhi deru kendaraan dengan polusi tanpa ampun, ketika beberapa orang mengenakan baju yang sama persis dan berbondong-bondong menuju tempat yang sama, semakin tampak kota ini tua dan kuyu. Tak mampu lagi menampakkan kesegarannya, mungkin pohon-pohonpun juga enggan berdiri dan tumbuh disini.

Sayangnya justru disinilah tempat kami mencari sesuap nasi, segenggam berlian. Raksasa besi itu telah menjadi sumber kehidupan sekaligus membunuh kota kami...



-diya-

Selasa, 25 Maret 2014

Day and Night

Ketika mata mulai sayu dan malam mulai menaungi...
ketika awan tak mampu lagi menahan butir butir air..
hingga pagi menjelang, dan jalan-jalan dijejali ...

mencintaimu bagai menyimpan rahasia
hatimu selalu memiliki selaksa pesona
merindukanmu pun kulakukan diam-diam

tapi aku sadar, bukan dirimu yang kurindukan
bukan tajam matamu yang ingin kulihat
bukan gugup dan jatuh pada hatimu yang ingin kurasakan

aku merindukan kita




-diya-

Senin, 24 Maret 2014

Finnaly she's married

oke, maybe it's too late to write this post. Tentang sesorang kakak kesayangan yang akhirnya melepas lajang. Hmm... it's like i lose my real bestfriend. Bukan, bukan kehilangan tepatnya, tapi sudah tidak lagi sepenuhnya milikku dan milik keluargaku. Kini ia telah menjadi bagian dari hidup seseorang, seorang lelaki yang telah menemukan tulang rusuknya. Dibalik semuanya, i feel so happy actually......
Yah, mungkin kini tak sebebas dulu saling bercerita, tak sebebas dulu untuk saling melengkapi, tak sebebas dulu untuk hang out, makan bareng, ketawa ketiwi dsb......



kakakku...
ketika kau telah menemukan penyejuk hatimu
imam untuk hidupmu...
aku bahagia...
meski ku tulis tentang kehilangan sosok dirimu
tak pernah sedikitpun aku tak bahagia di hari pernikahanmu
kadang, semua yang kita miliki memang harus kita bagi
tapi ingatlah kakakku...
selamanya aku  tak akan melupakan saat saat kita bersama
saat suka dan duka
doaku untukmu, semoga kau mampu menjadi wanita seutuhnya
yang mampu menyejukkan hati sang suami, menjadi isi hati sang suami, dan dambaan bagi anak-anakmu kelak....





-DIYA-