Rabu, 04 Januari 2012

The Diary of Barbitch: Kami Dekat Karena Berjarak

Kami. Barbitch. Nama itu begitu saja muncul iseng ketika kami bersama. Kami berhubungan darah, sepupu, saya ada menjadi bagian dari mereka dari garis keturunan ayah saya. Kami bukanlah sekumpulan sepupu yang sepenuhnya memiliki kesamaan, bahkan kami berbeda. Beberapa persamaan kami hanyalah kami wanita, dan kami memiliki kakek nenek yang sama. Intensitas kebersamaan kami seakan tak terukur, kami mengatakan sering, tetapi seolah masih saja kami ingin selalu bersama, sebaliknya ketika kami mengatakan jarang, kenyataannya kami cukup sering bertemu ketika acara keluarga kami gelar. Tak banyak yang kami lakukan ketika bersama, hanya duduk bercanda, berbincang seperti "si A apa kabarnya ya?" atau "Gimana hubungan kamu dengan si B?", "Ke sana yuuk. Beli ini yuuk. Makan yuuk!" atau bahkan "Hello, hari gini belum tau tentang bla bla bla". Cuma itu, dan satu hal yang selalu kami lakukan adalah curhat "Curahan Hati". Menceritakan apa masalah kami, kebahagiaan kami, apa-apa yang telah kami lalui. 
Dibalik itu semua, ada satu hal yang hingga kini cukup saya yakini. Tak semua yang keluar dari mulut kami adalah sepenuhnya. Tak semua masalah kami bagikan. Akan selalu ada hal-hal yang tak pantas untuk dibagikan, privacy, kami tak harus tau apa yang telah kami alami dan apa yang kami rasakan pada masing-masing diri kami. Untuk hal yang seperti ini, kami pun saling mengerti, tak ada pemaksaan di sini. Whatever, apa yang ingin kau ceritakan, ceritakanlah, yang tidak? sebaiknya simpan saja. Hingga saya pun berpikir, inilah rahasia kami. Kami hampir tak pernah berselisih serius, semakin kami berjarak, semakin kami objektif menghadapi segalanya. Ketika keobjektifan itu datang, kami tak akan pernah men judge satu sama lain. Dari sini kita akan lebih bijak menghadapi kerbersamaan kita. Dan semoga selamanya.... Yah, kami Dekat Karena Kami Berjarak. Itulah kami, meski secara denotasi memang rumah kami berjarak, cukup jauh, namun secara konotasi, jarak itu menyelamatkan lebersamaan kami...

Taman Dayu, 01 Januari 2012

Moment pergantian tahun kali ini saya lewatkan bersama keluarga tersayang. Pilihan kami jatuh pada salah satu tempat wisata (sebenarnya lebih tepat disebut sebagai taman untuk keluarga)yaitu Taman Dayu, terletak di daerah Pandaan, tempat wisata ini cukup strategis karena berada di pinggiran jalan raya sebagai jalan utama Surabaya-Malang.Pertama kali masuk, akan terlihat salah satu restoran siap saji, kemudian di seberangnya terdapat permainan anak-anak semacam kuda-kudaan berputar dengan lampu-lampu cerah. Masuk lebih dalam akan tampak taman dengan beberapa bangunan berarsitektur menyerupai istana-istana di Eropa. Sebenarnya saya kurang mengerti Taman Dayu ini mengambil konsep apa. Karena di bangunan-bangunan tersebut terdapat tulisan Little Shanghai, Little Barcelona, dsb. Sepertinya awalnya Taman Dayu ini mengusung konsep pertokoan dengan gaya Eropa serta jalanan setapaknya, sayang konsep ini tidak didukung dengan kurangnya pengunjung sehingga stan-stan di sana pun kurang diminati para penjual, alhasil masih banyak yang kosong. Selanjutnya lebih dalam lagi kami melihat Food Court. 
Oke, lupakan sejenak tentang gaya bangunan dan sebagainya. Di sini, kita dapat melihat beberapa pilihan melewatkan malam pergantian tahun saat itu. Ada yang bersama keluarga besar (nah, yang ini adalah mayoritas), ada yang berdua, lawan jenis, entah itu sepasang kekasih,suami istri, kakak beradik, atau bahkan selingkuhan. Atau ingin melewatkan seperti mereka yang berada di atas motor, dengan bertelanjang dada (lelaki) di tengah hujan gerimis dan dengan suara knalpot memekakkan telinga seakan-akan saat-saat pergantian tahun ini harus dirayakan semeriah mungkin, dan dengan cara apapun mengekspresikan kegembiraan (atau itu kegalauan?). Ada juga yang berdua saja dengan ibunya yang seolah berpikir "tak perlulah muluk-muluk, lebih baik di sini berdua saja, aku dan ibu. Cukup!" Bahkan segerombolan pemudaa sedikit mabuk yang seolah ingin melepas penat karena kejamnya dunia dengan berjoget 'hajar bleh' tepat di depan panggung hiburan.Hingga mereka segerombolan abg berduit yang entah kehabisan tiket untuk clubbing atau memang ingin suasana baru? Yang pasti gerimis malam itu tak menyurutkan niat para pengunjung untuk melewati malam pergantian tahun.
Sampai tepat pada pukul 00.00 jutaan kembang api, ribuan manusia, jerit suara terompet, harapan dan sambutan untuk tahun yang akan. Semuanya terangkum dalam Happy New Year. Welcome 2012....