Sabtu, 24 Desember 2011

Menghadapi Kesederhanaannya


This post is dedicated to you, someone that never been forgotten ...
Bermula beberapa tahun yang lalu, saya mengenalnya dan begitulah seharusnya. Saya memang harus mengenalnya. Sederhana, dimulai dari sepotong kata, sepenggal senyum, sekilas pandang. Kesederhanaan yang apa adanya, sesederhana senyum manisnya, pemikiran yang dalam namun terkesan simple, dan lain-lain.
Kisah ini dimulai ketika saya mengirimkan selarik pesan, yang isinya cukup serius. Kali ini tak terbalas, entah memang dirinya yang enggan membalas, atau memang pesan ini tak terkirim hingga tak terbaca olehnya. Entah mengapa, saya selalu bisa merangkai kata, mencipta kisah dalam khayal saya bersama dirinya. Beberapa saat setelah kejadian pesan yang tak terbalas, saya bertemu dengannya, dan percakapan yang dapat saya bayangkan akan seperti ini kira-kira:
“hai...”
“Gimana kerjaan?”
“ooh, ternyata pesan itu sampai?”
“iya, dan memang sengaja ga kubalas.”
(senyum)
“Terus? Gimana akhirnya?”
“Emm.. i’m out. Sebenarnya nyesel juga ngambil keputusan itu. Tapi nurutin kata hati lah yaa, ga betah. Bukan bidangku sama skali.”
“ooh, ngapain nyesel, kalo ga betah ya ga betah aja. Ga enak juga kan kerja dalan tekanan, ga sesuai dengan hati. Kalo ak sih mending ga kerja kalo gitu.”
“Hmm,, oke. Anyway makin eksis yah, uuuuh... takut disenewenin nih ma fans-fans kamu...”
“Yah, begitulah. Semua orang kan punya rasa sama ak?” (lalu melipir pergi)
(bengong)
Nah, sederhana. Bahkan percakapan ketika bertemu pun tak pernah panjang. Sangat singkat, sederhana, namun kadang penuh makna. As always, itu semua Cuma dalam khayalan, kenyataannya nothing. Percakapan itu tak pernah terjadi. Kesederhanaan yang kadang menjadi senjata dan kekuatannya akan sangat sulit ditembus ketika berhadapan dengannya. Sama sekali tak pernah memiliki alasan kuat untuk melawan argumen-argumennya. That’s why.
Oke. Saya tdk ingin semua beranggapan bahwa saya tdk pernah sama sekali berbicara dengannya, justru karena seringkali pembicaraan kami menyenangkan (menurut saya), saya lebih bisa dengan detail menggambarkan dirinya, termasuk membayangkan percakapan yang akan terjadi seperti di atas. Yah, dan seringkali percakapan saya dengannya berakhir dengan senyum mengembang. Kira-kira seperti ini awal percakapan kita diawal-awal  mengenalnya:
“heii, mas...”
(senyum)
“ikut juga?”
“menurut lo?” (matanya menuju pada ransel besar yang ia bawa)
“oooh....”
“Tapi, kan tadi janjinya jam 8 berangkat, nah ini jam segini belum pada siap. Gimana sih ini panitianya? Dikiranya kalo diundang jam 7 ak bakal dateng jam 8 gitu, ak klo diundang jam 7 ya jam 7 dateng. Sampe’ kepanasan. Nyampe’ sana jam brapa? Jum’atan nya gimana?”

Bla bla bla ....
Sampai pada:

“Eh, sudah pernah liat Final Destination 4?”
“Pernah. Bagus yaa?”
“Hah? Bagus apaan? Film kayak gitu dibilang bagus...”
“Oooh iya, soalnya ak belum sampe’ selesai sih liatnya.”
“Nah kn ketauan, bukan nntn di dvd yah, pasti download, makanya nontonnnya setengah2..”
“Bukan. Itu waktu itu nontonnya di rumah sodara, jd ga bisa lanjut gara2 rame.”
“Mau tau akhirnya?”
“Gimana?”
“Matek kabeh (mati semua)”
Hhahahahahaha....

Kira-kira seperti itulah percakapan dengannya, selalu seperti itu. Hingga kini...
Dibalik segala kesederhanaan sikapnya, atau lebih tepatnya idealis, menurut saya. Dia bisa menjadi seseorang yang rumit ketika berada dalam carut marut pemikirannya. Pemikiran yang menghadirkan analisa sedetail mungkin. Merangkaikan kata-kata yang rumit, seolah tak pernah terpikirkan oleh saya. Bingung, harus menyebutnya apa, seseorang yang pintar, cerdas, hebat, atau apa. Yang pasti pada kenyataannya tulisan dan pemikirannya sering membuat bibir tanpa sadar berdecak kagum. Sayang, saya tidak dapat menghadirkan cuplikan-cuplikan tulisannya di sini. Hm.. saya akui, dia guru kehidupan yang baik (mungkin sedikit lebai), tapi benar, saya lebih banyak tau makna kehidupan semenjak mengenalnya, (bukan berarti dia satu-satunya yang mengajarkan makna hidup kepada saya) dan mungkin saya bisa menulis seperti ini juga belajar dari dirinya.
Kadang ketika mengingat-ingat semuanya suka senyum sendiri....
*God, always bless and protect him, wherever.. i know You will give the best for him..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar